Skip to main content

Womenwanderlust went to Europe Part 1 (Netherland & Belgium)

Berawal Dari kejenuhan pekerjaan dan juga Tiket murah Ke Eropa, satu posting di Backpacker Dunia men trigger semua mimpi semu menjadi kenyataan.... Boleh dibilang it's the Dream Vacation karena selalu punya keinginan ke Eropa tetapi kalau bukan uang maka keterbatasan cuti yang menjadi penghalang utama.

Ketika Tuhan berencana selalu lebih Indah dari rencana manusia, ketemulah saya dengan makluk-makluk cantik buatan Tuhan Junny, Fetti dan Ella, boleh dibilang mereka karunia Tuhan yang terindah untuk tahun 2014, di tengah gundahnya hati dan jenuhnya pikiran. Awal yang tak terduga berakhir dengan kebahagian tak tertara.. Disini Lah saya mulai puitis.

Neale Donald Walsch quotes "Life begins at the end of your comfort zone"., ini perjalanan yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi dalam kehidupan saya, hidup di negeri orang sudah biasa, tetapi sebulan melalang buana di Eropa, boleh dibilang sebuah keajaiban dalam hidup saya sampai saya setuju menjalankan ini, terlebih ketika saya baru kehilangan pekerjaan, tidak ada pemasukan dan ke Eropa pasti dah terbayang mahal sekali. Itulah ketika akal sehat dikalahkan oleh rencana Tuhan.

Selama sebulan berkutet dengan itinerary, rubah sana sini karena saya termasuk orang yang gampang panik dan segala sesuatu harus ada rencana A dulu. Meeting berempat pun tidak menambah kematangan, akhirnya berangkatlah kita dengan 3 minggu planning dan bookingan transport dan hotel karena minggu terakhir saya akan sendiri, bisa lah sambil jalan, meski dalam hati berharap ada barengan pas dekat hari.

J.R.R Tolkien quotes that "Not all who wander are lost", jadi inilah kita, womenwanderlust, sebuah nama yang menggambarkan kita siap keluar dari comfort zone kita, mempunyai misi menaklukan Eropa dengan budget seminim mungkin ...sepertinya kita akan tertawa membaca line terakhir saya setelah semuanya selesai, budget seminim apa.

Berbekal:
- TIket JKT KL by airasia seharga 492.000 rupiah termasuk bagasi 25 kg
- Tiket KL Amsterdam, Venice JKT by Etihad seharga 6.850.000, ini jelas termasuk 2 bagasi 23 kg tetapi hanya 1 bagasi pas pulangnya, diingatkan untuk tidak belanja banyak-banyak, padahal mau borong sudah disana.

Dengan koper 28 inches berisi banyakan baju dingin dan titipan makanan, total 25 kg lebih sedikit, Bertemu lah kita di KL di tanggal 11 November 2015, hari penuh sejarah karena 7 tahun yang lalu saya memulai perjalanan backpacker pertama saya ke KL, di jam yang sama, tanggal yang sama dengan tujuan dan maskapai yang sama, hanya bisa mengira ini bukan kebetulan tetapi jawaban.

Sungguh penerbangan yang sangat lama dan inilah pertama kali saya terbang selama 17 jam, setelah nungging sana sini akhirnya sampailah kita di Amsterdam.

Immigration Officer: Holiday? 
M : Yes Sir, 
Immigration Officer: Where are you going?
M: Amsterdam of course, i am landing in here right? dalam hati berpikir ini konyol pertanyaannya tetapi mungkin uji kesadaran setelah terbang sekian lama, mungkin saja orang berhalusinasi landing di Amsterdam tetapi sebenarnya maunya ke New York, jauh aja.

Chop chop chop....lewat deh kita, oiya barengan berempat boleh meski bukan keluarga kalau di Schipoll Airport, mungkin kalau lain kewarganegaraan tidak dikasih tetapi silakan dicoba.

Uji nyali pertama, ke hotel, berbekal wifi di tempat dan juga browsingan sebelumnya, kita kudu ke amsterdam central, naiklah kereta, wuihh mahal ya 5.1 euro, jangan dikurs ke rupiah, sakit kepala ntar kalau semua dikurskan ke rupiah. Foto-foto tetap wajib, maklum first Eurotrip, kecuali Jun sih, tetapi kita tetap norak dengan hiasan Natal.

15 mins walking distance ke Travel hotel dari Amsterdam Central, untuk detail cost hotel etc akan di-share dalam bentuk tabel di final chapter so you won't miss out the budget. Tentu saja juga memastikan ditunggu-tunggu terus ceritanya.

Sambil foto-foto sepanjang jalan, kita berhasil menggerek koper 28 inch dari Terminal Amsterdam Central ke Travel Hotel, melalui jalanan yang tidak bersahabat untuk koper
Reception : Your room is on level 4 since you booked private room
Us : Is there any elevator to go up?
Reception : Unfortunately no
Us : Is there any rooms at lower level since we have 4 huge luggages
Reception : No. Welcome to Europe
Us : *tarik nafas panjang berpikir baru hari pertama, tetapi memang pertama dan terakhir

Angkut koper seberat 25 kg masing-masing, teknik apa biar ga berat dan bisa diangkut sampai lantai 4 dengan sempurna? sepertinya hanya otot yang bisa dipakai bukan otak, meski setengah perjalanan keatas dibantu oleh orang asing yang lewat, sudah agak tidak tahu malu ketika ditawarin bantuan, yess pleaseeee!!!

Ini beberapa foto highlight dari Amsterdam, kita hanya keliling dengan jalan kaki selama satu setengah hari di Amsterdam. Dibawah beberapa higlight Amsterdam hasil jepretan handphone for sure.








Sebenarnya kepengen lihat kincir angin tetapi apa daya hujan jadilah begitu kita sampai di Zaanse Schans (menulis saja masih ngintip apalagi baca, jadi disearch saja sendiri bagaimana baca) pulang lagi naik kereta, sudah mahal kereta pp nya 7.2 euro hanya 3 stations, terobati dengan one day in Giethoorn sih.

To travel is to get lost and to make friends, dikirimlah teman untuk mengantar perjalanan kita, dengan paket 10 orang akhirnya biaya ke Giethoorn jadi murah hanya 20 euro/orang, sudah termasuk boat mengelilingi desa tersebut. Dimulai dari train Amsterdam Central - Steenwijk dengan transit di Lelystad Centrum, baru tukar bis no 70, bis ini hanya beroperasi 1 jam sekali jadi pastikan jamnya dengan baik agar tidak lari lari mengejar bis seperti kita. Dikenal sebagai Venicenya Belanda, Giethoorn dikelilingi dengan air dan hanya bisa dikelilingi dengan kapal kecil, isi 20 orang max sepertinya seperti penampakan dibawah. 



Untuk sejarah mengenai Giethoorn selain foto dibawah, om google bisa kasih jawaban lebih lengkap ya






Keseimpulannya, apa yang special dari Amsterdam??
1. Hanya CANAL, dari yang exciting jepret sana sini sampai kok isi foto saya sama semua, spot boleh beda tetapi objek sama dengan angle dan background berbeda saja. 
2. Red District, kebebasan yang amat sangat di Belanda, dimana prostitusi itu hal yang biasa, di sepanjang jalanan tubuh manusia (banyakan wanita) hanya dipamerkan telanjang dan dijajakan melalui sekotak jendela rumah rumah dari lantai 1 - 3 mengisahkan nilai mereka, yang ada di jendela lebih tinggi adalah yang lebih bernilai.
3. Pancakes tetapi tidak sempat mencoba ini jadi tidak bisa menceritakan rasanya
4. Hollandse Nieuwe Haring, ikan haring mentah,ditangkap di penghujung musim semi, dibersihkan, dipotong kepalanya, lalu diolah dengan cara khusus (katanya direndam dalam cairan pankreas ikan itu sendiri), dimakan dengan pickles dan bombay. Bukan makanan saya.
5. Karena itu saya makan Kibbeling, ini katanya pipi ikan kod, rasanya yah seperti ikan goreng tepung biasa.
6. Keju sudah pasti, di banyak toko diberikan cheese testing bahkan ada yang bersama denga wine, kenyang deh coba keju sampai neg, sempat beli keju seharga 11 euro juga mayan buat oleh-oleh.
Setelah 3 hari di Amsterdam, berpindahlah kita ke Brussels dengan modal Megabus 4 euro. Lebih pagi ke terminal bis itu bagus tetapi jangan kepagian karena tidak ada apa-apa disana, hanya lapangan parkir luas, bisa ditempuh dengan kereta dari Amsterdam Central tetapi karena kita bawa koper dan malas angkut, kita naik taxi dari hotel seharga 25 euro/taxi, dibagi 4.

Karena asiknya exist dengan wifi di megabus, lupa searching destinasi dan akhirnya terdampar di Gare du Nord Brussels, dan kebodohan yang membawa kita akhirnya menggunakan cara tradisional untuk sampai ke tujuan kita, banyak bertanya agar tidak sesat di jalan, jauh dan capek itulah gambaran kondisi kita karena tidak tahu tujuan dan jalanan yang tidak rata membuat kita harus berusaha menggerek koper dengan baik agar bertahan sampai akhir.

Sangat terbayarkan dengan kondisi hotel kita, surprise, apartmentnya gede sekaliiiiii.....sampai tidak berkedip tetapi begitu sampai di kamar tidur, tempat tidurnya kecillll sekaliii.....ini orang pada suka tidur di ruang bersama dan dapur sepertinya, kita pesan di ApartmentAparts, jadi seperti broker apartment yang menyewakan apartment orang, kita dapatnya di tengah kota dengan Maineken Piss jadi hanya perlu jalan untuk melihat Brussels. 


Terlihat kamar utama dengan bathtub, sementara kamar kedua hanya kamar mandi, toilet ada di luar share dengan umum, untuk kamar utama tempat tidur double bed, sedangkan untuk kamar kedua, single yang 90 cm, jaman sekarang masih ada ya kamar dengan tempat tidur kecil mengingat Eropa orangnya tidak mungil tapi ruang tamu bisa untuk yoga bersama sepertinya.

Di Brussels, yang kita kunjungi tidak jauh dari Maineken Piss, Grand Palace jadi ya foto gila siang dan malem di spot yang sama, sempat keliling tetapi tidak melihat banyak objek jepretan. 


Highlight Belgium sudah pasti coklat dan waffle, waffle banyak dijual seharga 1 euro tetapi toppingnya yang mahal, kita coba beberapa dan menurut kita yang mahal yang enak, tentu saja, ada harga ada barang, jangan lupa juga mencoba coklat, di beberapa toko boleh testing coklat, dan tidak malulah kita untuk mencoba bahkan sengaja masuk ke toko hanya mencoba coklat. Malunya ketika yang jaga orang Indonesia juga, haduh....untung mulut masih disortir sehingga tidak malu maluin.






Antara Antwerp dan Ghent Brugges, kita memilih Ghent & Bruges. One day trip dengan train ke Bruges dan pulang dengan transit di Ghent, biayanya 29.5 euro per orang. Dibawah penampakan train, jujur itu seperti kelas ekonomi kereta di Indonesia, jorok, duduknya tegak dan jalannya lambat sekali, tetapi pulangnya train lebih bagus jadi jangan hanya lihat schedule tetapi lihat jenis train juga sepertinya karena kita tidak perhatikan details hanya jadwal tercepat ke Bruges, maklum bangunnya ce cantik siang malah foto-foto dulu di sekitar Brussels.



Di Bruges kita hanya berdasarkan inisiatif dan ikut orang secara tidak punya peta Bruges, yang penting Historical Center jadilah kita jalan kemana kaki melangkah, ironis tetapi memang kita tidak plan secara details. Jadi dinikmatin saja cuplikan dibawah tanpa ada penjelasan dimana ini yang jelas di Bruges.



Karena di amsterdam kita kurang mengexplore wild side ketika ketemu biscuit dan permen Cannabis diboronglah, maksud hati mencoba tetapi kalau belinya banyak, yah tetap mencoba karena rasanya beda-beda hehehehe.....



Karena sudah sore ketika kembali, train kita sempat berhenti di Antwerp, tetapi karena sudah mau gelap juga jadi kita sempat melakukan satu putaran saja dan kelihatannya itu kota pelajar jadi tidak banyak yang bisa dishare, hanya pelajaran, kalau maunya banyak, coba berangkat lebih pagi.

Capek di badan tidak berarti capek di hati, inilah kadang kalau jalan sendiri mungkin penghiburannya hanya selfie tetapi ketika jalan dengan cewek rame, bukan jalannya yang rame loh ya.... berakhir dengan foto kenangan terindah di Brusel, meski dilanda galau karena insiden Paris.

Brussel Nov 2015
Seharusnya setelah ini kita ke Paris, tetapi karena kejadian di Paris, antara galau dan galau, berapa lama untuk masuk, sedang kita hanya punya 1 hari disana, dan ketidakjelasan informasi boleh dan tidak boleh masuk, tetapi kadang kenekadan itu dibutuhkan, seandainya kita nekad, maka indahnya Paris juga akan tercaptured disini, Tetapi..."For every dark night there is a brighter day" kita memilih move on dari kegalauan kita dan memutuskan pengalihan rute ke Frankfurt, akhirnya semua transport dan bookingan ditukar dan berakhirlah kita di Frankfurt, kota persinggahan seharusnya menjadi kota dimana kita menghabiskan 1 hari kita untuk shopping dan makan.

Jadi bisa kasih review transport karena ini,
- Meinfern bus (atau flixbus) itu gampang sekali karena lebih teratur dan jelas, mau tukar menukar juga ada aplikasi di hp, jelasnya kudu android atau iphone ya, kalau nokia jadul ya tetap bawa komputer saja, kredit didalam juga begitu tukar tinggal pakai kembali. Tiket tinggal kasih lihat hp dan ada barcode scannernya supir jadi tidak perlu ribet dengan print an tiket.
- Eurolines, jelimet karena tiket harus diprint dan harus diperhatikan pula itu belinya di web mana, saya karena beli di aplikasi GoEuro tidak pernah tahu kalau ternyata saya beli di web German, emailnya katanya bisa diprint di counter tetapi tidak bisa alhasil buka roaming untuk kirim email ke petugas di counter Bruges itu, bayangkan saja seandainya kita punya source terbatas, ya sudah bayangin saja ya..karena disini kita tidak. Ditambah lagi ini bis suka banget telat, 2x trip kita telatnya tidak pakai menit, tetapi hampir 2 jam. Tidak direkomendasikan ini bis meski suka lebih murah dari yang lain.
- Megabus, sangat responsif, diemail langsung dibalas untuk refund.
- Bahn, kapan-kapan bales emailnya, hanya menambah kegalauan hati karena ini nilainya paling mahal dari semua yang harus direlakan.

Dalam berpetualang destinasi tidak penting karena the journey is the destination. See you in next chapter, Frankfurt we are coming!!

















 



 



Comments

Popular posts from this blog

Myanmar 27 Jul - 2 Aug Part IV (Yangon)

Feeling sad when holiday is about to end, that was how I felt when reaching Yangon at 5am, and it was raining heavily. We had asked the same taxi driver to pick us up (economic calculation instead of hotel and taxi to travel in and out city, we decided to book a day for 50 USD for 10 hours drive on that day). But maybe it was raining, he was late so we had to wait till around 6.30am, to be honest I didn't have any idea where to spend in Yangon but thanks to the taxi driver  first we were taken to Kyauktawgyi Pagoda, it was closer to airport before taking us to breakfast. Honestly all looked same to me after all, too many pagodas to be seen but these one are made from marble stone. They said it is one of the biggest marble Buddha Images in Myanmar with a height of 37ft (11m) and a weight of weighs over 600 tons. The classical name of this Image is Lawkachantha Abaya Labamuni, meaning World Peace and Prosperity. This Sitting Buddha Image is curved out from a single

Womanwanderlust went to Europe Part 2 (German)

Hi Frankfurt!!!! Bukan destinasi impian karena ini hanyalah sebuah kota besar. Kesininya dengan Bus Eurolines menempuh perjalanan 6 jam dan pakai telat 1.5 jam jadilah hampir 8 jam, dengan harga 30 euro, semahal kehidupan di Eropa karena last minute booking. Sampai di Frankfurt hanya disambut oleh keheningan malam dan dinginnya musim dingin Kita disini tinggalnya di rumah Om saya, Thanks to Dju Eng Tjin, silaturami ceritanya padahal baru ketemu di Bali sebulan sebelumnya, alasan nginap gratis sebenarnya. Tempatnya strategis sekali untuk akses bis dan kereta, review agak tidak penting karena tidak terbuka ke umum kecuali bawa saya hehehe Karena tidak ada rencana ya sudah ikut saja rencana yang sudah disusun oleh om saya, lihat kota dan shopping, percaya bahwa "good things happened when less expected", melangkah dengan penuh keyakinan saja kita #cueeekajaaah sudah menjadi tagline mendadak. DIbuka dengan duduk duduk manis minum kopi, ditutup dengan windows shopping k